Selasa, 21 April 2015

aku belum memaafkan

Aku belum memaafkan...
Mengapa belum memaafkan?
Mengapa memaafkan harus ditunda?
Mengapa belum ikhlas? Mengapa, mengapa, dan mengapa?
Seolah-olah para malaikat mengintrogasiku..

Jawabku satu karena aku masih marah.

Marah merupakan suatu bentuk emosi jiwa. Marah biasanya diungkapkan karena kesal, karena kecewa, bahkan karena putus asa. Bentuk marah setiap orang berbeda-beda, ada yang mengungkapkan dengan diam, dengan perkataan buruk, maupun perbuatan. Marah memang sesuatu yang tidak disukaiNya. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita, bagaimana kita bisa menjaga hati. Karena hati adalah milik kita, bagaimana kita bisa menjaga kesuciannya. Suci dari iri, dendam, riya, dan tentu saja amarah. Namun, apakah SEMUA orang bisa menjaga hatinya? TIDAK! itu jawaban keras dariku.

Mulanya orang bisa bersabar, bersabar atas perlakuan kurang baik orang lain terhadap kita. tapi apakah IYA, bisa terus menahan jika itu diperbuat berulang kali? mungkin hanya ada beberapa orang yang bisa. Namun, kebanyakan tidak. Hal itu yang terkadang memancing seseorang untuk berbuat amarah karena merasa tidak pernah dihargai. Kadang tersadar bahwa Allah pun mengangkat derajat seorang hambaNya yang bersabar. Mulai dari sini pikiran kacau, sesal, kesal, dan bahkan malu. Menyesal atas perbuatan amarah yang dilakukan, kesal dengan orang membuat sakit hatinya, dan malu terhadap orang disekitar. Ada orang lain yang mengerti dan ada pula orang yang menilai buruk. Terserah!!!
Saat inilah seseorang ingin merasa sendiri dan merenung. Hanya air mata yang mengerti.

Apakah harus memaafkan dengan secepat ini? jawabku BELUM BISA. Andai itu kesalahan untuk pertama kalinya mungkin bisa dimaafkan. Bagaimana dengan kesalahan yang kesekian kalinya? Setiap orang pasti tidak akan percaya lagi, permintaan maaf untuk kesekian kalinya hanya sebuah pelipur hati, agar luluh dan mau memaafkan.

Biarkan hati tenang, dan harus move it !!

Maaf, aku belum bisa memaafkan